Ustadz Imam Sapari Kepala SMP Muhammadiyah 7 Surabaya saat Membawakan Materi Bertema "Konsep Team Work Langit" di ruang breafing SMAMDA Sidoarjo ( 13/10/2025).(Dian Arif Fajar/smamda.sch.id)

Membangun “Team Work Langit”: Spirit Kebersamaan Melalui Kajian Guru dan Karyawan Smamda

Muhammad Mauludy Falaakhy | 16 Oktober 2025

Detail Berita:

SMAMDA.SCH.ID — SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo menggelar kajian untuk guru dan karyawan putra di ruang briefing pukul 12.30 WIB, Senin (13/10/2025). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan putra. Mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf administrasi, teknisi, pustakawan, hingga petugas kebersihan.
Program kajian ini merupakan inisiatif baru pimpinan sekolah untuk memperkuat wawasan keislaman serta membangun karakter islami di lingkungan kerja.
Tampil sebagai pemateri, Ustadz Imam Sapari, S.HI., M.Pd.I., Kepala SMP Muhammadiyah 7 Surabaya, membawakan materi bertema “Konsep Team Work Langit.” Ia membuka kajiannya dengan mengutip QS Al-Qalam ayat 4, tentang pentingnya akhlak mulia bagi seorang pendidik. "Wa innaka la'alâ khuluqin 'a?îm" yang berarti sesungguhnya engkau benar benar berbudi pekerti yang agung. 

“Keagungan akhlak adalah modal utama di tengah arus disrupsi nilai. Siswa lebih mudah meneladani apa yang kita tampilkan daripada apa yang kita ucapkan,” ujar Ustadz Imam.

Melanjutkan kajiannya ustadz imam menyampaikan pendidik Adalah model dan duta persyarikatan, menjaga kehormatan diri bukan untuk ego, tetapi menjaga marwah profesi sebagai guru dan institusi Muhammadiyah sebagaimana yang tertulis dalam quran surah Asy Syams ayat 9-10. “Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."
Imam menegaskan bahwa guru dan karyawan harus merawat ukhuwah yang solid. Inilah konsep Team Work Langit, hubungan kerja adalah persaudaraan (Ukhuwah Islamiyah). Saling menghormati atara yang muda dan yang senior Adalah kunci keharmonisan. “Senior harus menjadi mentor yang suportif, bukan otoriter. Junior harus bersikap tawadhu’dan belajar, bukan menganggap remeh pengalaman senior,” tegas Imam. 

Ia juga mengingatkan bahaya ghibah dan prasangka buruk sebagaimana disebut dalam QS Al-Hujurat ayat 12, terutama di era digital yang meninggalkan jejak permanen. Menurutnya, menjaga integritas “lisan dan jempol” menjadi amanah penting bagi setiap muslim.
Menutup kajiannya, Ustadz Imam mengajak peserta untuk menerapkan lima aksi nyata berdasarkan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM), yakni: menjaga integritas, merawat ukhuwah, menjadi teladan digital, berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat), serta bekerja dengan ikhlas dan totalitas.

Editor    : Moh. Ernam