SMAMDA.SCH.ID.- Risha Iffatur Rahmah, guru Bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo berhasil menyabet medali emas di ajang Olimpiade Muhammadiyah Berprestasi Nasional (OMBN). Olimpiade ini diselenggarakan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen dan PNF) di Universitas Muhammadiyah Semarang tanggal 24 dan 25 Januari 2025. “Alhamdulillah saya mendapat medali emas kategori Inovasi Media,” ujar Bu Risha -sapaan akrabnya. 

Bu Risha berhasil membawa pulang medali emas setelah bersaing ketat dengan 20 finalis. Semua finalis sudah lolos seleksi tingkat kabupaten maupun propinsi melalui seleksi yang ketat. “Mereka berasal dari daerah  Sabang sampai Merauke. Sebagai finalis terbaik tentu memiliki harapan yang sama, pendidikan Muhammadiyah di berbagai daerah setara dan maju Bersama,” tambah Bu Risha. 

Kemeriahan dan ketegangan nampak di wajah para finalis, akan tetapi mereka tetap menjalani dan bersaing dengan bahagia. Seleksi presentasi di hadapan tiga dewan juri memberikan kesan mendalam. Selain menilai, mereka memberikan masukan yang rasional bagi peserta. “Namun jika yang dipresentasikan sempurna, para juri memberikan apresiasi. Bukan pertanyaan,” lanjut Bu Risha. 

Inovasi digital yang dibawakan mampu menarik perhatian dewan juri. Terlebih lagi saat mereka mencermati tahapan diferensiasi target capaian tiga murid. Melalui cara yang berbeda-beda tetapi mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Inovasi tersebut dinamakan dengan "Tekanku" (Temukan aku) Bermateri  Laporan Hasil Observasi(LHO). Adapun sistem pembelajaran yang dipadukan adalah Sibergogi dan Multimodal. 

"Kesadaran belajar dan mau mengerti pentingnya menjaga kesehatan menjadi topik pembelajaran LHO. Saya berharap dengan menjaga kesehatan, murid lebih berpartisipasi nantinya," papar Bu Risha yang juga mengajarkan "Public Speaking dan relationship".

Sebagai bagian akhir pembelajaran, media "Tekanku" berproses untuk mengevaluasi pengetahuan murid. Media ini adalah gabungan dari permainan ular tangga, monopoli, dan sepak bola. Selama murid beraksi selalu ada wasit yang memonitoring jalannya permainan.

"Lalu bagaimana penilaiannya? Tentu mereka yang bermain akan mendapatkan poin dari wasit," pungkas Bu Risha. 
Inovasi pembelajaran yang diberi nama "Tekanku" ini berusaha membawa kembali pemahaman murid tentang laporan hasil observasi dan edukasi dalam prespektif lainnya.

Penulis : Khusnul Isa
Editor    : Moh. Ernam